Akademisi Bandingkan Tembakau Alternatif & Terapi Pengganti Nikotin untuk Tekan Prevalensi Merokok

Associate Professor di Bagian Kardiologi, Universitas Sapienza Roma, Italia, Giuseppe Biondi Zoccai, hasil tinjauan sistematis menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif mampu menurunkan prevalensi merokok dibandingkan dengan terapi pengganti nikotin. “Berkat penerapan konsep pengurangan bahaya tembakau, hasil kajian ilmiah juga membuktikan bahwa produk tembakau alternatif memberikan manfaat bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya," ujar Giuseppe. Hal tersebut diungkapkan oleh Giuseppe dalam forum diskusi internasional bertajuk 6th Summit on Tobacco Harm Reduction di Athena, Yunani, beberapa waktu lalu.

Salah satu bukti efektivitas produk tembakau alternatif dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya juga diungkapkan dalam laporan Cochrane Review pada November 2022. Laporan tersebut mengatakan penggunaan rokok elektrik selama enam bulan lebih efektif meningkatkan angka berhenti merokok yang signifikan daripada terapi pengganti nikotin. Lebih lanjut, Giuseppe menjelaskan produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan untuk mengubah gaya hidup demi mencegah risiko penyakit yang terkait dengan kebiasaan merokok.

Optimalisasi produk tersebut di kalangan perokok dewasa juga dapat mengurangi prevalensi merokok. KATALOG Promo Superindo Hari Ini 19 Desember 2023 DISKON Melimpah Sambut Natal, Pampers Rp45 Ribuan Warga Ukraina Siap %27Angkat Kaki%27 dan Ganti Kewarganegaraan Daripada Berperang Melawan Rusia

Pada kesempatan yang sama, Direktur Centre of Research Excellence Indigenous Sovereignty & Smoking, Dr. Marewa Glover, turut berpendapat adanya kesalahpahaman tentang produk tembakau alternatif. Mispersepsi tersebut dapat menghalangi sebagian populasi perokok dewasa untuk mengurangi risiko yang diakibatkan kebiasaan merokok. “Kita ketahui bersama bahwa berhenti merokok total sulit dilakukan, dan sebagian perokok dewasa sebenarnya tidak tahu ada alternatif yang lebih rendah risiko. Kita tidak bisa mengabaikan mereka, kita harus lebih fokus pada edukasi kesehatan untuk membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya,” jelasnya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, menjelaskan optimalisasi produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk menurunkan prevalensi merokok sudah dimanfaatkan oleh berbagai negara, termasuk Inggris dan Swedia. Hasilnya menunjukkan angka perokok di kedua negara tersebut mengalami penurunan. Sebagai contoh, berkat memanfaatkan produk tembakau alternatif, jumlah perokok di Inggris pada tahun 2021 mencapai sebesar 13,3 persen atau setara 6,6 juta jiwa. Angka ini turun dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 14 persen.

Selain itu, jumlah perokok di Swedia pada tahun 2022 menurun menjadi sekitar 5,6 persen dari total populasi. Pada 2015, tingkat prevalensi perokok di Swedia 15 persen. Angka tersebut menjadikan Swedia menjadi negara dengan tingkat prevalensi merokok terendah di Uni Eropa. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*